Langsung ke konten utama

Postingan

Kau Tak Pernah Bilang

Kau tak pernah bilang Apa tujuanmu datang? Apakah sekedar berteduh atau sengaja menginginkan teh yang diseduh? Kau tak pernah bilang Apa yang begitu membuatmu senang? Apakah kau temukan tempat yang nyaman atau sengaja mencari hiburan dalam pelarian? Kau tak pernah bilang Kapan semua ini akan hilang? Apakah akan terus begini atau sesaat lagi kau harus pergi? Telang Jaya, 10 November 2018 Dengan mata yang sayup sembari menyandarkan diri ke dinding dan mendengarkan kukuk ayam bersahutan
Postingan terbaru

Pesan dari Seseorang yang Terluka

Aku pendendam Apa yang kuterima, kurekam Aku pembalas Apa yang kuterima, kuberi impas Aku meredam Sampai semuanya tak lagi sanggup kupendam Aku meledak Meluapkan semua yang membuat sesak Tetapi... Aku tak lupa budi Kuberikan lebih padamu yang pekerti Tak peduli susah tertatih Kupersembahkan sepenuh hati Asal kau ingat Aku pernah dikhianat Sakit sudah melekat Jangankan untuk mendekat, jijik sudah aku melihat Maka jangan coba-coba Tubuh ini punya hati, bukan boneka Sekali kau buat luka, Kita tidak akan berjumpa Dengan suasana yang kau suka Telang Jaya, 9 November 2018 Setelah hujan di pagi hari sembari menikmati secangkir kopi

Halo, Juli

Halo, Juli Bahkan sejak dulu aku begitu senangnya bertemu bulan Juli. Bukan hanya karena aku lahir di bulan ini, tapi karena semester baru, seragam baru, tas baru, sepatu baru, kelas baru dan juga peringkat satu. Tapi, itu hanya sampai kelas IX. Kompetisi sebenarnya​ dimulai saat kelas X. Untuk memasuki sekolah yang orang bilang unggulan, sudah pasti ada tes masuk dan itu bukanlah hal mudah. Menyeleksi ratusan siswa lulusan SMP se-kabupaten bahkan luar kabupaten untuk mendapatkan hanya 120 orang siswa pilihan. Dengan percaya diri tinggi aku ikut mendaftar, jauh-jauh dari Bayung ke Sekayu. Sesampai di sana, waaaaah... Nyaliku ciut. Aku tak sebanding dengan mereka yang sekolah di SMP ternama. Modal belajar sendiri tanpa les privat atau bimbel, apa yang bisa kujawab nanti? Tahap 1, 2, dan 3 satu per satu rekan seperjuangan dari Bayung berguguran. Tinggal aku, Agung, Aris dan Yanti. Hasil seleksi diperlihatkan secara langsung melalui proyektor. Cari dari atas ke bawah. Nama Aris dan

Surat untuk Langit

Denger kabar besok gak kuliah itu rasanya.... waaaaaaaaaaaaaaa. .... I FEEL FREE ...... Karena nyantai, akhirnya iseng-iseng buka editor foto. Nemu foto unik, edit. Nemu foto jelek, edit. Nemu foto cantik, edit. Akhirnya terpikir buat surat untuk langit karena hujan alaminya udah lama gak turun. Kemarin sih emang hujan, tapi ternyata itu hujan buatan. Makanya aku mau kirim surat ke langit. Siapa tau langit mau cerita apa salah kita dan mau temenan lagi sama kita :D

Fiksi yang diangkat dari kisah nyata: Enam Guru Kimia untuk Enam Semester

Pendidikan Kimia Universitas Sriwijaya, Indralaya. Di sinilah saya memulai kehidupan baru yang sungguh tidak terbayangkan akan berkecimpung dengan materi kimia, materi yang tidak saya suka sejak SMA. Kebanyakan siswa tidak menyukai pelajaran kimia karena kimia tidak bisa dibayangkan, bentuk atom yang sebenarnya pun tidak ada yang tahu karena atom adalah materi yang sangat kecil. Lalu, mengapa saya bisa berada di kelas kimia ini? Semua teman-teman saya bercita-cita menjadi dokter, tetapi tidak dengan saya. Dari dulu, saya memang berkeinginan menjadi guru. Semula saya ingin menjadi guru pendidikan agama Islam karena saya pikir ilmu agama yang saya berikan akan terus mengalir, meskipun saya sudah meninggal. Namun, lambat laun saya mengerti bahwa ilmu yang merupakan amal jariyah bukan hanya ilmu agama, melainkan ilmu dunianya juga. Akhirnya, saya mengubah haluan dari guru pendidikan agama Islam menjadi guru matematika. Saya memang sangat menyukai matematika dari SMP hingga SMA. Hingga

Manusia itu seperti bunga